Halaman

Senin, 01 Agustus 2016

Pantai Pink Ada Juga di Lombok! (Part 1)

“Pasir pantainya halus, ada butiran-butiran berwarna merah muda hasil pecahan dari karang”

Istilah pantai pink pertama kali saya dengar ketika membaca artikel travelling yang merujuk pada Indonesia bagian timur. Gugusan Pulau Komodo sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia menghadirkan pantai pink sebagai salah satu daya tarik wisatanya. Tetapi karena biaya perjalanan yang cukup membuat dompet teriak-teriak, mimpi itu masih belum bisa saya wujudkan saat ini hehe. Tetapi setelah mendapatkan informasi dari sana-sini, ternyata istilah pantai pink tidak hanya satu. Tetapi ada beberapa spot yang tersebar di sekitar Nusa Tenggara, dan salah satunya ada di Lombok!

Mendengar ada pantai pink di Lombok, saya langsung menyusun itinerary untuk menuju kesana (padahal cuma sehari doang hehehe). Di sela-sela waktu Kerja Praktik, saya dan 2 orang teman menyempatkan untuk bermain ke Pantai Pink yang terletak di ujung timur Pulau Lombok, tepatnya di dekat Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Lokasinya cukup “terpencil” karena berada di ujung tenggara Pulau Lombok, kalau melihat di peta saya menyebutnya berada di “ekor” Pulau Lombok hehehe.


Perjalanan dilakukan selama 2,5 jam dari Kota Mataram. Karena transportasi yang kami gunakan di Pulau Lombok menggunakan sepeda motor yang tempat duduknya agak keras, jadilah pantat saya terasa menghilang karena terlalu lama duduk diatas motor. Jalanan yang dilalui cukup mudah, tidak banyak cabang, dan jalanan sudah relatif mulus sampai persimpangan dekat SDN 03 Jerowaru. Namun setelah itu, silahkan rasakan jalan tanah berbatu sejauh kurang lebih 10 km hingga menuju Pantai Pink. Gambaran mengenai kondisi jalan mungkin ada di video dibawah ini.



Kawasan di sekitar Pantai Pink merupakan perbukitan dengan dominasi hutan, hanya terdapat beberapa titik permukiman yang tersebar pada kawasan ini. Untuk akomodasi, sejauh mata memandang saya hanya menemukan Jeeva Beloam Beach Camp yang terletak dekat dengan pintu masuk kawasan Pantai Pink. Ingin menginap disana? Silahkan persiapkan biaya akomodasi karena harganya cukup fantastis hehehe.

Saya punya prinsip seperti ini, “indah atau tidaknya pantai bukan dilihat dari pasir putih dan air kristalnya saja, tetapi bagaimana kita mencapai pantai tersebut. Semakin susah diakses, berarti pantai semakin bagus”. Dan benar saja ketika kami sudah melewati jalan yang menyiksa, pemandangan yang SANGAT LUAR BISA sudah terlihat dari jalan yang kami lalui.

Setelah melewati pos pembayaran akhirnya kami sampai di lokasi Pantai Pink, biaya masuk hanya dikenakan untuk kendaraan, 5000 untuk sepeda motor dan 10.000 untuk mobil, sedangkan jumlah wisatawan tidak dihitung. Secara umum, fasilitas di lokasi Pantai Pink sudah banyak tersedia, mulai warung makanan, kamar mandi sederhana serta beberapa penawar jasa kapal dan snorkling.

Setelah memarkir motor, mata saya langsung terhipnotis pada gugusan bukit yang terletak di sisi barat pantai untuk melihat seascape dari ketinggian. Dan ternyata seascape dari atas sini mamang WOOOOOW luar biasa indahnya! Terlihat beberapa gili-gili yang gili gimana gitu terlihat dari atas sini, gili petelu dan gili temeak terlihat dari bukit ini. Selain itu lokasi pantai selain Pantai Pink juga terlihat, entah apakah pantai itu bisa dikunjungi wisatawan atau tidak tapi dari atas memang terlihat satupun pengunjung di pantai-pantai tersebut. Jika berjalan sedikit ke utara dari tebing kita akan melihat semacam gua hasil kikisan dari air laut. Sepintas tidak ada akses jalan menuju ke gua tersebut, tetapi jika kita berjalan sedikit ke barat dan menengok ke bawah akan terlihat jalan menurun untuk menuju gua tersebut.

Perahu yang Digunakan Wisatawan Untuk Berkeliling

Pemandangan Pantai Pink dari Atas Bukit
Seascape dari Atas Bukit
*perlu diketahui bahwa akses menuju gua tersebut SANGAT BERBAHAYA, jalan turun memiliki kemiringan hampir 80 derajat dengan ketinggian 2-3 meter dan berhadapan dengan laut. Sedangkan jalan naiknya memiliki ketinggian 5-6 meter dan berhadapan dengan batu karang. So, jika kamu tidak memiliki keahlian dalam panjat memanjat, tidak menggunakan sandal/sepatu untuk hiking dan tidak memiliki nyali saya sarankan untuk TIDAK TURUN (termasuk saya) hehe.

Goa Diantara Bebatuan
Setelah menunggu 2 orang teman saya yang turun, akhirnya saya memutuskan untuk mendekati laut melalui pantai pink. Terlihat air laut sangat jernih disini, tapi sayang masih ada beberapa sampah yang terlihat dan saya melihat ada beberapa orang yang mencuci piring di laut. Entah apakah dia pemilik warung atau wisatawan yang membawa perbekalan. Siapa-pun mereka dapat disimpulkan bahwa perbuatan itu JOROK SEKALI!

Setelah melihat-melihat, saya terhipnotis dengan beberapa alat snorkling yang menggantung di beberapa pohon di pinggir pantai. Karena jiwa-jiwa snorkling saya sudah mulai keluar, akhirnya saya bertanya kepada salah satu orang yang terlihat sedang berjaga. Ternyata, snorkling di Pantai Pink bisa langsung dilakukan di bibir pantai dengan menyewa alat snorkling seharga 25 ribu. Bisa juga dilakukan dengan menyewa perahu lalu ber-snorkling ria di Gili Petelu dan mengunjungi beberapa pantai yang tidak dapat diakses melalui jalan darat. Setelah bernegosiasi akhirnya kami mendapatkan harga 375 ribu dengan fasilitas kapal + alat snorkling lengkap dan destinasi menuju Gili Petelu, Pantai Pink II, serta beberapa pantai dan spot-spot seru di sekitar Pantai Pink.

Ingin mengetahui pengalaman snorkling kami di sekitar Pantai Pink dan penasaran akan istilah “Sumur Laut”? Tunggu di part 2 ya.. Hehehe

#Santai Dulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar